Jual beli yang dilarang dalam Islam
JUAL BELI YANG DILARANG DALAM ISLAM
Risalah tentang jual beli yang dilarang dalam Islam ini kami adaptasi dari kitab
Fiqh Wa Fatawa Al Buyu’; hlm. 125 a/d 137, karya Syaikh Shalih Al Fauzan bin Fauzan.
Awalnya merupakan ceramah beliau di masjid Pangeran Abdullah bin Abdul Aziz Alu
Su’ud, Riyadh, bulan Jumadil Ula 1411 H. Kami angkat ke hadapan pembaca, supaya
kaum muslimin mengerti dan kemudian menjauhi perniagaan yang terlarang. Sehingga
dalam melakukan jual beli, seorang muslim harus memperhatiakn ketentuan-ketentuan
syari’at, hendaklah menjauhi muamalah dan usaha-usaha yang buruk yang diharamkan.
Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wassalam melarang jual beli, yang dilakukan dengan cara
yang buruk, mendatangkan madharat (bahaya) bagi orang lain, serta mengambil harta
seseorang dengan cara yang bathil. Berikut beberapa transaksi perniagaan atau jula beli
yang dilarang.
1. Jika akad jual beli itu menyulitkan ibadah, misalnya mengambil waktu shalat.
Seorang pedagang sibuk dengan jual beli sampai terlambat melakukan shalat
jama’ah di masjid, baik tertinggal seluruh shalat atau masbuq. Berniaga yang sampai
melalaikan seperti ini dilarang. Allah berfirman:
“Hai orang-orang yang beriman, apabila diseru untuk menunaikan shalat pada hari
Jum’at, maka bersegeralah kamu kepada mengingat Allah dan tinggalkanlah jualbeli.
Yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui. Apabila telah di
tunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah
dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung.” (QS. Al Jumu’ah: 9-10)
Dalam ayat lain Allah berfirman:
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah harta-hartamu dan anak-anakmu
melalaikan kamu dari mengingat Allah. Barangsiapa yang berbuat demikian maka
mereka itulah orang-orang yang rugi.” (QS. Al Munafiqun:9)
0 komentar:
Silakan memberikan komentar dengan mengindahkan etika, nilai, dan norma yang berlaku. Dilarang menyepam dengan berbagi link dsb. Semoga Bermanfaat.