Diposting oleh Unknown | 0 komentar

Kenapa harus bershalawat?



“Sesungguhnya Allah dan para malaikatNya menyampaikan shalawatnya kepada Nabi -yakni Nabi Muhammad-. Hai orang-orang yang beriman, ucapkanlah shalawat dan salam dengan sebenar-benarnya salam kepada Nabi itu.” (al-Ahzab: 56)



Banyak dalil yang menganjurkan kepada kita untuk mengucapkan sholawat untuk Rosulullahi SAW. Sehingganya kita ketahui bersama banyak orang yang kemudian gemar sekali membaca sholawat. Tidak salah jika kita juga mengucapkan sholawat untuk beliau. Berikut beberapa fadilah dan keutamaan membaca sholawat untuk Nabi Muhammad SAW

Dari Abdullah bin ‘Amr bin al-’Ash radhiallahu ‘anhuma bahwasanya ia mendengar Rasulullah Sallallahu ‘Alaihi Wasallam, bersabda: “Barangsiapa yang membaca shalawat kepadaku sekali shalawat, maka Allah akan memberikan kerahmatan padanya sepuluh kali dengan sebab sekali shalawat tadi.” (Riwayat Muslim)

Dari Ibnu Mas’ud r.a. bahwasanya Rasulullah Sallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda: “Seutama-utama manusia bagiku pada hari kiamat ialah orang yang terbanyak bacaan shalawatnya padaku,” yakni lebih diutamakan oleh beliau Sallallahu ‘Alaihi Wasallam untuk dapat memperoleh syafaatnya dan dapat kedudukan yang terdekat dengannya. Diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi dan ia mengatakan bahwa ini adalah hadits hasan.

Dari Aus bin Aus r.a., katanya: “Rasulullah Sallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda: “Sesungguhnya diantara hari-harimu yang paling utama sekali ialah hari Jum’at, maka perbanyakkanlah membaca shalawat padaku pada hari itu, sebab sesungguhnya bacaan shalawatmu itu ditunjukkan kepadaku.” Para sahabat berkata: “Ya Rasulullah, bagaimanakah shalawat kita semua itu dapat ditunjukkan kepada Tuan, sedangkan Tuan sudah hancur tubuhnya -telah wafat dan dikubur-?” Dalam sebagian riwayat disebutkan: dengan kata-kata: “Sedangkan Tuan telah rusak tubuhnya?” Nabi Sallallahu ‘Alaihi Wasallam lalu bersabda: “Sesungguhnya Allah mengharamkan pada tanah untuk makan tubuhnya para Nabi.” Diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud dengan isnad shahih.

Dari Ali r.a., katanya: “Rasulullah Sallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda: “Orang kikir ialah orang yang apabila namaku disebut disisinya ia tidak suka membaca shalawat padaku.” Diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi dan ia mengatakan bahwa ini adalah hadits shahih.



Dari dalil-dalil hadis di atas, cukup jelas kenapa umat Islam harus banyak bersholawat kepada Nabi SAW, lalu bagaimana cara sholawat yang benar dan bagaimana bacaan sholawat yang benar menurut ajaran Nabi Muhammad SAW tersebut? Berikut kami mencoba menyampaikan informasi tentang ilmu bersholawat.



Bagaimana Sholawat yang sesuai dengan Sunnah?

Dari Abu Muhammad, yaitu Ka’ab bin ‘Ujrah r.a., katanya: “Nabi Sallallahu ‘Alaihi Wasallam keluar pada kita, lalu kita berkata: “Ya Rasulullah, kita semua telah mengerti bagaimana cara bersalam kepada Tuan, tetapi bagaimanakah cara kita kalau membaca shalawat kepada Tuan?” Beliau Sallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda: “Ucapkanlah: “Alhhumma shalli ‘ala Muhammad wa ‘ala ali Muhammad, kama shallaita ‘ala ali Ibrahim, innaka hamidum majid. Allahumma barik ‘ala Muhammad wa ‘ala ali Muhammad, kama barakta ‘ala ali Ibrahim, innaka hamidum majid.” Artinya: Ya Allah, berikanlah tambahan kerahmatan pada Muhammad dan pada keluarga Muhammad, sebagaimana Engkau telah memberikan tambahan kerahmatan pada keluarga Ibrahim. Sesungguhnya Engkau adalah Maha Terpuji lagi Termulia. Ya Allah, berikanlah tambahan keberkahan pada Muhammad dan pada keluarga Muhammad, sebagaimana Engkau telah menambahkan keberkahan pada keluarga Ibrahim. Sesungguhnya Engkau adalah Maha Terpuji lagi Termulia. (Bukhari dan Muslim).

Dari Ka’b bin Ujrah Radhiyallaahu ‘anhu. Ia berkata, “Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wasallam keluar menuju kami lalu kami pun berkata, ‘Kami telah mengetahui cara mengucapkan salam kepadamu, lalu bagaimana cara kami bershalawat kepadamu?’ Beliau menjawab, “Ucapkanlah: Allohumma Sholli ‘Ala Muhammadin Kamaa Shollaita ‘Ala aali Ibroohiima innaka Hamiidun Majiid. Allohumma Baarik ‘Ala Muhammad Kamaa Baaromta ‘Ala aali Ibroohiima innaka Hamiidun Majiid.
(Diriwayatkan oleh imam al-Bukhari no. 3370, dan imam Muslim no. 406).


Nuun Walqolami wamaa yasthuruun


M. Sodikin Putrapubian

Sekretaris Umum PW IPM Lampung

0 komentar:

Silakan memberikan komentar dengan mengindahkan etika, nilai, dan norma yang berlaku. Dilarang menyepam dengan berbagi link dsb. Semoga Bermanfaat.